Daftar Nabi Agama Islam

Daftar nabi dalam agama Islam. Walau nama-nama nabi yang disebut dalam Al Quran berjumlah 25, namun sesungguhnya jumlah nabi itu banyak seperti pada firman Allah:

"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." [QS. 40:78]


"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ""Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu"", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." [QS. 16:36]

Di dalam hadis, disebutkan jumlah nabi sebanyak 124.000 orang.

Dari Abi Zar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, "(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi." "Lalu berapa jumlah Rasul diantara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas(312)" Hadits riwayat At-Turmuzy.

Berikut Daftar Nabi Agama Islam:

1. Nabi Adam as

Nabi Adam as merupakan manusia pertama dan juga nabi pertama dalam agama Islam.

2. Nabi Idris as

Silsilah Nabi Idris as adalah, Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Menurut kitab tafsir, nabi Idris a.s hidup selama 1000 tahun serta berdakwah kepada kaumnya yang bernama Zuriat Qabil dan Memphis.

3. Nabi Nuh as

Nabi Nuh as terkenal dengan kisah bahtera Nuh, saat bumi diliputi oleh banjir besar. Nabi Nuh a.s mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur” [Al Israa' 17:3].

4. Nabi Hud as

Nabi Hud as diutus untuk kaum Ad (sekarang berada diantara wilayah Yaman dan Oman). Kaum Ad terkenal karena membangkang perintah Allah, lantas Allah menghukum mereka dengan bencana kekeringan dan di akhiri oleh dengan azab awan hitam berupa petir dan angin topan.

5. Nabi Shaleh as

Nabi Shaleh as diutus untuk kaum Tsamud. Kisahnya disebut dalam 72 ayat Al Quran. Mukjizat terkenal dari nabi Shaleh as adalah lahirnya unta betina dari celah batu dengan ijin Allah.

6. Nabi Ibrahim as

Nabi Ibrahim as merupakan nabi agama samawi. Nabi Ibrahim as diutus untuk kaum Kaldān yang terletak di kota Ur (sekarang Iraq). Bagi kaum muslimin, nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi terpenting, diantaranya mengajarkan tauhid, mendirikan Kabah di Mekah dan hampir mengorbankan anaknya, nabi Ismail as kepada Allah (ibadah yang sekarang dikenal sebagai Idul Adha).

7. Nabi Luth as

Nabi Luth as merupakan keponakan Nabi Ibrahim as. Nabi Luth as diutus untuk kaum Sodom dan Gomorrah yang memiliki perilaku seks menyimpang.

8. Nabi Ismail as

Nabi Ismail merupakan putra dari nabi Ibrahim as serta kakak kandung dari nabi Ishaq as. Bersama sang Ayah, Ismail as mendirikan Ka'bah.

9. Nabi Ishaq as

Nabi Ishaq as merupakan putra kedua nabi Ibrahim as. Nabi Ishaq as diutus untuk bangsa Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina.

10. Nabi Yaqub as

Nabi Yaqub as berdakwah kepada bani Israil di Syam. Nabi Yaqub as adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim.

11. Nabi Yusuf as

Nabi Yusuf as merupakan salah satu dari 12 putra nabi Yaqub as. Di dalam Al-Qur'an dikisahkan pada saat nabi Yusuf as saat ia masih muda, ia bermimpi melihat sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Saat mimpi itu diberitahukan kepada ayahnya, ia dilarang untuk memberitahu mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5). Kelak di masa depan mimpi tersebut terwujud satu persatu.

12. Nabi Ayyub as

Nabi Ayyub digambarkan Al Quran sebagai nabi paling sabar dalam menghadapi cobaan. Nabi Ayyub as berdakwah kepada Bani Israil dan Kaum Amoria (Aramin) di Haran, Syam.

13. Nabi Syu'aib as

Nabi Syu'aib as berdakwah kepada kaum Madyan dan Aikah. Merupakan satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga lainnya adalah nabi Hud, Shaleh, dan Muhammad saw.

14. Nabi Musa as

Julukan nabi Musa as adalah Kalim Allah (كليم الله, Kalimullah) yang artinya orang yang diajak bicara oleh Allah. Nabi Musa as diutus untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Allah menurunkan kitab Taurat kepada nabi Musa as.

15. Nabi Harun as

Nabi Harun adalah kakak kandung dari nabi Musa as. Nabi Harun as dilahirkan tiga tahun sebelum nabi Musa as dan memiliki kemampuan fasih dalam berbicara serta mempunyai pendirian tetap. Sering kali mendampingi nabi Musa as dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun, Hamman dan Qarun.

16. Nabi Zulkifli as

Nabi Zulkifli as diutus kepada kaum Amoria di Damaskus.

17. Nabi Daud as

Nabi Daud as seorang nabi dan rasul yang menerima kitab Zabur dari Allah. Nabi Daud as memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, seperti Nabi Yusuf as yang diberikan wajah yang paling tampan.

18. Nabi Sulaiman as

Nabi Sulaiman as merupakan putra dari nabi Daud as. Salah satu mukjizat nabi Sulaiman adalah mengerti semua bahasa binatang.

19. Nabi Ilyas as

Nabi Ilyas as berdakwah kepada kaum Finisia dan Bani Israel. Nabi Ilyas as disebut 2 kali dalam Al Quran.

20. Nabi Ilyasa as

Nabi Ilyasa as berdakwah kepada Bani Israil dan kaum Amoria di Panyas, Syam.

21. Nabi Yunus as

Nabi Yunus as berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq. Kisah nabi Yunus as yang paling terkenal adalah saat ditelan oleh ikan nun (paus). Saat didalam ikan nun, nabi Yunus as bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: "Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dhalim)". Allah kemudian menerima tobatnya. Dan ikan nun kemudian mendamparkan nabi Yunus as ke pantai.

22. Nabi Zakariya as

Nabi Zakariya berdakwah untuk bani Israil sekitar 2 SM. Kisah nabi Zakaria as yang terkenal adalah saat berdoa memohon kepada Allah agar dapat memiliki keturunan. "Ya Tuhanku, berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku cemas sepeninggalku nanti anggota-anggota keluargaku akan rusak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikanku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, sedang isteriku adalah seorang perempuan mandul. Namun kekuasaanmu tidak terbatas, dan aku berdoa Engkau berkenan mengkaruniakan seorang anak yang shaleh dan Engkau ridhoi padaku." Al Quran mengisahkan doa nabi Zakaria as pada Surah Maryam : 1-15.

23. Nabi Yahya as

Nabi Yahya as adalah putra dari nabi Zakaria as. dan kelahirannya dikabarkan oleh Malaikat Jibril. ([Qur'an 19:7], [Qur'an 3:39]). Nabi Yahya as adalah sepupu dari nabi Isa as.

24. Nabi Isa as

Nabi Isa as merupakan salah satu nabi terpenting dalam Islam. Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al Quran. Al Quran menjelaskan status nabi Isa as dengan sangat jelas.

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: ""(Tuhan itu) tiga"", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." (An-Nisa, ayah 171).

25. Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad saw merupakan nabi terakhir dan pembawa ajaran Islam. Nama "Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Ajaran nabi Muhammad saw (Islam) merupakan penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
Read More >>>

Ihsan

Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu:

(( أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ, فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ))

“Beribadahlah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” .
Dalilnya, firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

“Sesunggunya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. An-Nahl:128).

وتوكل على العزيز الرحيم الذي يراك حين تقوم وتقلبك في الساجدين إنه هو السميع العليم

“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) pula perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.  Asy-syuaraa’: 217-220).

. وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلاَ تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوداً إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ

“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya…”. (QS.  Yunus: 61).
Adapun dalilnya dari sunnah, ialah hadits Jibril  yang masyhur, yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu:

بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ

“Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam   pekat rambutnya tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun diantara kami  yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata:

!ياَ مُحَمَّدُ, أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِسْلاَمِ

“Ya Muhammad, beritahukanlah aku tentang Islam!”.
Maka Nabi menjawab:

(( أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً ))

“Yaitu: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana.”
Lelaki itupun berkata:  صَدَقْتَ “Benarlah engkau.”
Kata Umar: “Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.” Lalu ia berkata:

!أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِيْمَانِ

“Beritahu aku tentang iman!”
Beliau menjawab:

(( أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْـرِهِ وَشَرِّهِ ))

“Yaitu: beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rsul-Nya dan hari akhirat serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk.”
Orang itu pun berkata lagi: “Benarlah engkau.” Kemudian ia berkata:

!أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِحْسَانِ

“Beritahu aku tentang ihsan!”
Beliau mejawab:

(( أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ, فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ))

“Yaitu: beribadahlah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu  tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Ia berkata lagi:

!َأخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ

“Beritahulah aku tentang waktu hari kiamat!”
beliau menjawab:

(( مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ))

“Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu daripada orang yang menanyakannya.”
Maka  orang itupun berkata:

!أَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا

“Beritahukanlah aku (sebagian dari) tanda-tanda kiamat itu!”
Beliau menjawab:

(( أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعاَلَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ ))

“Yaitu: apabila ada budak  wanita melahirkan tuan puterinya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna, melarat lagi penggembala domba, saling bangga-membanggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi.”
Kata Umar: “Lalu pergilah orang laki-laki itu, sementara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya:

يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلُ ؟

“Hai Umar! Tahukah kamu, siapakah orang yang bertanya itu?”
ٍSaya menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.”
Beliau pun bersabda:

هَذَا جِبْرِيْلُ, أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ أَمْرَ دِيْنِكُمْ

“Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian  untuk mengajarkan urusan agama kalian.”


http://tigalandasanutama.wordpress.com/2011/04/14/3-landasan-utama-mengenal-agama-islam/
Read More >>>

RUKUN IMAN

Aqidah Islam didasarkan pada enam (6) pokok rukun iman, yaitu:

  1. Iman kepada Alloh swt.
  2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
  3. Iman kepada Kitab-KitabNya.
  4. Iman kepada para Rosul-Nya.
  5. Iman kepada Hari Qiyamat.
  6. Iman kepada Qodar baik dan buruk-Nya.

Enam (6) rukun diantara rukun-rukun iman tersebut telah dinyatakan oleh Alloh swt dengan firmanNya:

Artinya:"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Alloh, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi". (QS.Al Baqarah:177)

Sedangkan soal takdir, Alloh  swt berfirman:

Artinya:"Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". (QS. Al Qamar:49)

Keseluruhan rukun iman tersebut telah dijelaskan oleh Rosululloh saw sebagai jawaban terhadap Malaikat ketika bertanya tentang iman:

الْإِيمَانِ. قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاَللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Artinya:" Iman adalah engkau beriman kepada Alloh swt, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rosulnya, Hari Kemudian dan mengimani takdir yang baik dan yang buruk". (HR. Muslim: 1, kitab Al-Iman).

Iman tersebut bagi seseorang yang memilikinya merupakan dasar pandangan hidupnya, dan penggerak yang melahirkan aktivitas amal sholeh yang terlihatnya. Untuk itu, seorang hamba yang diberi taufiq oleh Alloh swt selalu berjalan dalam dua hal:

  1. mewujudkan iman dan cabang-cabangnya serta menerapakannya dalam bentuk ilmu dan amal sekaligus.
  2. menolak berbagai hal yang menghilangkan, membatalkan atau mengurangi iman yang berupa fitnah-fitnah dzohir maupun bathin.
Read More >>>

Rukun Islam

Rukun Islam ada lima (5) perkara :
(1) Mengucap dua kalimah syahadat
(2) Sembahyang lima waktu
(3) Berpuasa sebulan dalam bulan Ramadhan
(4) Menunaikan haji ke Baitullah (Mekah)
(5) Menunaikan zakat

Dalil syahadat :

Firman Allah ta’ala:
 “Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.  Ali-Imran: 18).
“Laa Ilaaha Illallah”, artinya: tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur, yaitu meniadakan dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah meniadakan segala bentuk sesembahan selain Allah, “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kakuasaan-Nya.
Tafsir makna syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah ta’ala:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung-jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi aku menyembah Tuhan yang telah menjadikanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az-Zukhruf: 26-28).
Dan firman Allah ta’ala:
 “Katakanlah (Muhammad): "Hai Ahli Kitab! Marilah berpegang teguh kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS.  Ali Imran: 64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman Allah ta’ala:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang yang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti: mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang disyari'atkannya.

Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid:
Firman Allah ta'ala:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan agama) dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus.”   (QS.  Al-Bayyinah: 5).
Dalil shiyam:
Firman Allah ta’ala:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Dalil haji:
Firman Allah ta’ala:
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS.  Ali Imran: 97).

Ref : Tiga Landasan Utama, Muhammad bin Abdul Wahhab
source : http://rumahislam.com/kenal-islam/29-basic-islam/276-dalil-dalil-rukun-islam.html#Top
Read More >>>

Daftar Isi

Read More >>>

Pengertian Islam

 
Arti yang sebenarnya dari Islam adalah penerimaan dari suatu pandangan atau suatu keadaan yang mula-mula ditolak atau tidak diterima.
Di dalam Al-Qur’an, Islam, seringkali diartikan kerelaan dari seseorang untuk menjalankan perintah Tuhan dan mengikutinya.
“Moslem” adalah kata keadaan daripada Islam. Ini berkenaan dengan orang yang bersedia (rela) menjalankan perintah Tuhan dan mengikutinya.
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang-orang musyrik.” 3:67.
Dua kata-kata itu, memperoleh arti yang khusus setelah mengenal pesan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Pesan yang disampaikan pada Muhammad dinamakan Islam, dan mengaku percaya pada pesan-pesannya adalah juga Islam. Moslem, berarti seorang yang mengikuti pesan Muhammad dan percaya akan kebenarannya.

Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya; di antaranya Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi menganal berbagai segi dari kehidupan manusia.
Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah.
Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini timbul karena pada umumnya agama di luar Islam namanya disandarkan pada nama pendirinya. Di Persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini disandarkan pada nama pendirinya, Zarathustra (W.583 SM). Agama lainnya, misalnya agama Budha, agama ini dinisbahkan kepada tokoh pendirinya, Sidharta Gautama Budha (lahir 560 SM). Demikian pula nama agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang Yahudi (Jews) yang berasal dari negara Juda (Judea) atau Yahuda.
Penyebutan istilah Muhammadanism dan Muhammedan untuk agama Islam, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara prinsip hal itu merupakan kesalahan besar. Istilah tersebut bisa mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang dibangun oleh Sidharta Gautama Budha atau paham yang berasal dari Sidharta Gautama. Analogi nama dengan agama-agama lainnya tidaklah mungkin bagi Islam.
Berdasarkan keterangan tersebut, Islam menurut istilah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah swt, bukan berasal dari manusia/Nabi Muhammad saw. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai orang yang ditugasi Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan tata cara ibadahnya. Keterlibatan nabi ini pun berada dalam bimbingan wahyu Allah swt.
Dengan demikian, secara istilah, Islam adalah nama agama yang berasal dari Allah swt. Nama Islam tersebut memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu, golongan tertentu, atau negeri tertentu. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah swt. Hal itu dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah swt.
Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. pada berbagai kelompok manusia dan berbagai bangsa yang ada di dunia ini. Islam adalah agama Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain, seluruh Nabi dan Rasul beragama Islam dan mengemban risalah menyampaikan Islam. Hal itu dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat di dalam Al Qur’an yang menegaskan bahwa para Nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.
Kesimpulannya, Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh, dan damai. Sedangkan menurut istilah, Islam adalah nama agama yang diturunkan Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang benar dan sesuai fitrah kemanusiaan. Islam diturunkan bukan kepada Nabi Muhammad saja, tapi diturunkan pula kepada seluruh nabi dan rasul. Sesungguhnya seluruh nabi dan rasul mengajarkan Islam kepada umatnya. Wallahu A’lam.
Al Qur’an menyatakan bahwa:
Sesungguhnya agama di sisi Allah (hanyalah) Islam …. Barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya. (Ali ‘Imraan 3:19,85).
Al Qur’an menyatakan hal ini karena kata ‘Islam’ itu sendiri berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT Yang Maha Pencipta. Selanjutnya Al Qur’an juga menyatakan:
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, barangsiapa yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan bagi mereka, dan tidak (pula) mereka berduka cita. (Al Baqarah 2:62).

source : http://wahyuset.wordpress.com/2008/10/16/pengertian-islam/
Read More >>>